Kamis, 10 Desember 2009

“ARTI SEBUAH KEMERDEKAAN”

SABTU 21 NOVEMBER 2009
KEDUNGGALAR
06.34 pm WAKTU SETEMPAT

Pagi yang cerah disebuah pedesaan. Asri, nyaman, peduli, indah,dan penuh dengan kedamaian. Itulah kesan yang aku rasakan di desa Gemarang, kecamatan Kedunggalar ngawi jawatimur. Hari ini aku merasakan kedamaian ini lagi, setelah sekian lama aku tak merasakannya. Kadamaian yang ada dipedesaan ini membawaku kedalam sebuah ketenangan yang tidak pernah aku rasakan selama satu tahun terakhir ini. “Damai” mungkin satu kata ini yang bisa ku ungkapkan dalam hati kecilku saat ini. Tak ada kebulan asap knalpot, dering suara motor, tak ada listrik, tak ada gosip selebriti, dan banyak hal” lain yang selama ini memanjakan diriku. Disinilah aku dapat merasakan batapa indahnya hidup ini, ditempat ini aku bisa menemukan sesuatu yang selama ini aku cari.
Jauh angan ini melayang” memandang hamparan hijaunya sawah dan ladang” penduduk dan lalulalang para petani yang melakukan aktifitas mereka masing” gerakan seekor kerbau yang sedang menarik bajak disebuah sawah terlihat begitu kuatnya dia. Para ibu” topi berbentuk prisma yang bergegas menuju sebuah sawah untuk membantu suaminya bekerja. Banyak hal yang aku dapatkan disini.
Tak pernah aku membayangkan hal sampai sejauh ini. Disebuah pulau yang paling tua dinegara kita tercinta ternyata masih ada daerah yang tidak terjangkau oleh pandangan pemerintah. Rakyat yang serba kekurangan, pendidikan yang rendah, sarana transportasi yang tidak memadai, dan jauh dari segala harapa masyarakat. kemanakah pemerintah kita??? Tahukah mereka bahwa disini masih ada rakyat yang selalu mengharapkan bantuan. Sadarkah mereka disini ada rakyat yang harus bertahan hidup dengan serba kekurangan?? Hati ini bertanya, kemana hati nurani mereka??
Pada UUD 1945 tertuliskan “ Bahwa penjajahan diatas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan…” Indonesia telah lama merdeka, tapi kenapa masih ada orang” yang terjajah. Terjajah oleh kemiskinan, kobodohan, kekejaman para koruptor, dan banyak penjajah” lainnya. Apakah ini arti kemerdekaan ?? atau kemerdekaan itu hanya ucapan saja ???
Kulihat jalan setapak berbatu disebrang hamparan sawah yang begitu luas, satu-satunya jalan yang menghubungkandesa ini dengan desa yang lain. Kondisi jalan yang tidak karuan, berlubang dimana-mana, jalan yang setian saat bisa berpindah-pindah, dan pasti becek apabila musim penghujan datang. Aku bertanya?? Apakah ada seorang yang peduli akan keadaan jalan itu, kapan jalan itu akan tetap berada ditempat itu iutuk selamanya, kapan jalan itu akan ditutup batunya, kapan jalan itu akan bias dilalui oleh mobil-mobil mewah para pejabat Negara ??? KAPAN???
Jerittan seorang anak kecil yang kira-kira berusia 7 tahunan membuyarkan khayalanku yang semakin dalam. Dalam pelukan seorang nenek dia menangis. Aku tak tau apa arti tangisan tersebut. Badan yang kurus, tanpa ditutupi sehelai benangpun. Tampak jelas bentuk tulang iga dan tulang punggung yang kecil dan rapuh. Kulit tubuh yang pucat dan layu membungkus tubuh anak itu. Air liur yang selalu mengalis dari bibir manis sibocah dan ttatapan hampa yang mungkin tanpa asa didalam hati. Mungkinkah dia mengerti akan indahnya hidup, apakah dia tau indahnya dunia ini, dan apakah dia tidak punya keinginan untuk menemukan hidup yang lebih indah dari yang sekarang ini. Tertawa, bermain bersama teman-teman, sekolah, belajar, jalan-jalan, atau kebutuhan hidup lainnya yang orang lain alami??!!
Tanpa sadar aku mulai terbawa oleh situasi ini. Segelintir air mata menetes dari mataku. Aku membayangkan betapa kejamnya hidup bila dalam kondisi seperti ini. Kini aku sadar, ternyata hidupku tidak ada artinya dibandingkan dengan mereka. Mereka yang hidup serba berkecukupan bahkan !!

TO BE CONTINEU…………………….!!!!!!!!!!!