Jumat, 26 Juni 2009

Kultur Jaringan Tumbuhan diluar Laboratorium Print E-mail
Written by Ir. Edhi Sandra MSi.
Friday, 20 June 2008

Oleh : Ir. Edhi Sandra MSi.

Pendahuluan

Banyak orang membayangkan laboratorium kultur jaringan adalah ruangan tertutup yang “mengerikan” terisolasi dari kondisi luar laboratorium dan harus serba steril. Penuh dengan botol-botol yang berisi tanaman dan alat-alat yang sebelumnya tidak pernah dilihat, dengan bau ruangan yang khas (bau desinfektan) Dan banyak orang juga beranggapan bahwa kultur jaringan adalah teknologi budidaya tumbuhan modern yang sangat sulit dan hanya dapat dilakukan oleh orang tertentu saja. Perlu biaya investasi yang sangat besar serta hasilnya lama dan belum tentu berhasil.

Mungkin demikian pula persepsi anda?.... tidak perlu malu, karena memang fakta yang ada mengarah pada persepsi tersebut. Tapi… taukah anda, …….bahwa kultur jaringan itu dapat dilakukan oleh anak lulusan SMP atau SMA atau bahkan tidak perlu sekolah….? Taukah anda, ….bahwa laboratorium kultur jaringan dapat dilakukan dirumah kita?..... seadanya. Taukah anda, ….. bahwa botol kultur dapat dibawa-bawa keluar laboratorium kultur jaringan….?

Tidakkah anda ingin menghadirkan teknologi kultur jaringan modern di rumah anda…? Tidakkah anda ingin menguasai suatu teknologi yang mampu berbuat banyak dalam menghasilkan bibit berkualitas, mnghasilkan varitas baru, memperbanyak bibit yang harganya mahal…? Tidakkah anda ingin meneliti berbagai macam hal mengenai tumbuhan…? Kesemuanya …. Sebenarnya …. Dapat anda miliki.!!!...... (“apakah benar perkataan orang ini? Apakah mungkin saya yang tidak tau tanaman, …… yang tidak mempunyai dasar mengenai budidaya,…… yang berbeda profesinya dapat mengembangkan kultur jaringan?”….)

Memang dalam hal ini dibutuhkan keuletan dan ketekunan…..tapi yakinlah bahwa anda pasti bisa…!!!. Anda masih tidak percaya….. anda mau bukti……Beberapa peserta pelatihan saya saat ini sudah berhasil menjalankan kultur jaringan dengan baik sesuai dengan tujuannya masing-masing. Ada yang melaksanakan kultur jaringan sebatas hobi, …ada yang senang meneliti pertumbuhan kultur jaringan dengan memberikan berbagai macam perlakuan…. Dan ada juga yang sudah eksis dengan usaha kultur jaringan, .. ada yang usaha kulktur jaringan jati, …ada yang usaha kultur jaringan anggrek, …ada yang usaha kultur jaringan tanaman hias dan sebagainya.

Esha Flora

Esha flora adalah suatu lembaga yang mengemban misi dan visi mengembangkan, mentransfer dan menerapkan teknologi kultur jaringan di masyarakat. Awal mula memang dirasakan bahwa melaksanakan kultur jaringan serba sulit,… mau beli bahan dan alat …..kemana? …harga mahal..? ada ngga yang buatan dalam negeri yang murah..? ada ngga alternative alat dan bahan yang murah..?...bisa ngga kita beli eceran atau sedikit saja..?...bisa ngga kita beli jadi saja..? bisa ngga kita beli kultur jadinya..? bisa ngga kita beli ramuan jadi untuk media kulturnya..? Kesemua pertanyaan tadi adalah pertanyaan yang banyak ditemui kalau kita mau merintis kultur jaringan. Dulu…. Hal tersebut tidak terjawab…tapi, …sekarang semua kesulitan tersebut sudah dibantu oleh Esha Flora … apa yang menjadi kesulitan anda di dalam melakukan kultur jaringan …Esha Flora akan membantu anda..

Kalau anda belum memiliki alatalat dan bahan media secara lengkap, … anda tetap dapat melakukan kultur jaringan dengan hanya melakukan kegiatan subkultur dan aklimatisasi saja….anda hanya membeli enkas dan alat-alat tanam saja….sementara kultur jadi yang sudah steril dan media jadi yang sudah disterilisasi… dapat anda beli di Esha Flora…

Kalau anda masih dalam skala yang kecil dan masih coba-coba maka anda dapat membeli bahan secara eceran atau sedikit dan dapat membeli media ramuan secara eceran juga, sehingga anda tidak perlu keluar modal besar…

Kalau anda kesulitan di dalam inisiasi (menanam kultur dari luar ke dalam botol, karena biasanya tingkat kontaminasinya tinggi), ..maka anda dapat menginisiasi di Esha Flora…atau anda dapat membeli kultur yang ada untuk dapat diperbanyak sendiri….

Kalau anda belum mempunyai alat dan ingin melakukan kultur jaringan, ..maka anda dapat mengkulturkan di Esha Flora dengan biaya sewa alat yang cukup murah. Bahkan kalau anda mau menitipkan kultur di Esha Flora…juga bisa dengan membayar biaya menginap kultur perbulannya…

Kalau anda ada proyek dan kebutuhan bibit dalam jumlah tertentu, …maka anda dapat membayar jasa mengkulturkan di Esha Flora….

Prinsipnya Esha Flora siap membantu anda semua di dalam mengembangkan kultur jaringan baik skala rumah tangga maupun skala industri.
PENGARUH JENIS MEDIA ORGANIK DAN NAA TERHADAP PERTUMBUHAN ANGGREK HITAM (Coelogyne pandurata) Print E-mail

Untuk mencegah terjadinya kepunahan spesies ini, maka harus diupayakan teknik budidaya yang tepat untuk menyediakan tanaman-tanaman baru anggrek hitam secara cepat dengan kualitas dan kuantitas yang baik.



Dikutip dari Skripsi:

Rini Untari, S.Hut (Jurusan Konservasi Sumberdaya Hutan Fakultas Kehutanan IPB 2003 )

Dosen pembimbing: Ir. Edhi Sandra, MSi & Ir. Dwi Murti Puspitaningtyas, M.Sc

Anggrek hitam merupakan salahsatu anggrek alam yang berasal dari Kalimantan, bunganya berbau harum lembut dan lama mekar bunga sekitar 5-6 hari. Berdasarkan PP No.7 Tahun 1999 anggrek ini termasuk ke dalam tumbuhan yang dilindungi.

Di alam keberadaan jenis anggrek ini terancam karena pengambilan yang berlebihan, terjadinya perubahan dan rusaknya habitat tumbuh anggrek tersebut merupakan faktor yang mengancam kelestarian anggrek ini. Kegiatan pengeksploitasian yang berlebihan dan apabila terjadi terus-menerus, anggrek hitam akan mengalami kepunahan.

Untuk mencegah terjadinya kepunahan spesies ini, maka harus diupayakan teknik budidaya yang tepat untuk menyediakan tanaman-tanaman baru anggrek hitam secara cepat dengan kualitas dan kuantitas yang baik.

Tanaman anggrek dapat diperoleh melalui cara pembiakan secara vegetatif dan generatif. Secara alami pembiakan anggrek dengan cara generatif yang berasal dari biji hanya dapat tumbuh jika bersimbiosis dengan mikoriza. Biji anggrek hanya terdiri dari embrio dan testa (pelindung embrio) tanpa cadangan makanan atau endosperm. Jika bersimbiosis dengan mikoriza, anggrek dapat memperoleh nutrisi yang diperlukan untuk tumbuh. Pada umumnya tingkat keberhasilan perkecambahan secara alami persentasenya sangat kecil.

Dengan berkembangnya teknik kultur in vitro, maka keberhasilan perkecambahan biji anggrek dapat ditingkatkan. Modifikasi media dapat meningkatkan produksi anggrek hitam ini secara kualitatif dan kuantitatif dibandingkan dengan produksi hasil dari alam. Salahsatu modifikasi media yaitu penambahan persenyawaan organik kompleks sehingga dapat mengoptimalkan pertumbuhan anggrek hitam tersebut serta penggunaan NAA, salahsatu jenis auksin sintetis banyak digunakan untuk meningkatkan rasio pertumbuhan akar tanaman dalam kultur invitro, karena akan mendorong pembentukan akar-akar baru pada selang konsentrasi tertentu. Dengan pertumbuhan akar yang sehat dan kuat akan meningkatkan kemampuan tanaman untuk bertahan hidup pada tahap aklimatisasi ke lapangan. Penelitian ini dilaksanakan Unit Kerja Laboratorium Kultur Jaringan Anggrek Kebun Raya Bogor. Penelitian dilakukan selama 6 bulan dari bulan Juni sampai bulan Desember 2002.

5 hari pengamatan plantlet selama di botol dan 1 bulan untuk melihat keberhasilan hidup di lapangan. Percobaan ini terdiri dari 2 faktor, faktor pertama adalah 6 jenis media organik (tanpa bahan organik, air kelapa 250ml/l, pisang ambon 150g/l, kentang 200g/l, ubi jalar 150g/l, dan kedelai 150g/l) yang dikombinasikan dengan faktor ke-2 yaitu 5 taraf konsentrasi NAA (0 ppm, 5ppm, 10ppm, 15ppm dan 20ppm). Media dasar yang digunakan adalah komposisi media VW (Vacin & Went) dengan menambahkan gula pasir, arang aktif dan agar-agar. Bahan eksplan yang digunakan: semai hasil perkecambahan dari biji yang berumur 20bulan mempunyai tinggi masing-masing 3-6cm dengan jumlah daun 6-7 helai.

Tanaman hasil kultur invitro setelah pengamatan selama 5bulan selanjutnya diaklimatisasi ke media yang terdiri spagnum moss, arang dan pecahan genting dengan perbandingan 1:1:1, media tanaman yang dipakai terlebih dahulu direndam dalam air panas selama 1 jam kemudian ditirskan dengan tujuan untuk melestarikan media tumbuhan yang akan dipakai.

Parameter yang diamati: pembentukan akar (panjang akar dan jumlah akar). Panjang akar diukur pada saat panen sedangkan jumlah akar diukur setelah 2minggu penanaman. Pertumbuhan eksplan (tinggi eskplan, jumlah daun, jumlah tunas baru). Pengamatan dilakukan setelah 2minggu penanaman selain peubah di atas dilakukan pengamatan terhadap kondisi eksplan seperti pembentukan akar adventif, warna daun, persentase hidup eksplan dan persentase plantlet yang hidup di lapang. Pengamatan di botol dilakukan setiap 2 minggu selama 5 bulan dan untuk plantlet yang hidup di lapangan diamati selama 1bulan setelah plantlet keluar dari botol kultur.

Penambahan media Vacin dan Went dengan persenyawaan organik kompleks dan zat pengatur tumbuh NAA serta interaksi antara 2 faktor perlakuan tersebut memberikan pengaruh yang berbeda-beda terhadap parameter-parameter pertumbuhan, parameter pertumbuhan tersebut meliputi pembentukan akar baik panjang akar dan jumlah akar serta pertumbuhan eksplan yaitu tinggi eksplan, jumlah daun dan jumlah tunas baru.

Perbedaan jenis media organik kompleks berpengaruh nyata terhadap semua parameter kecuali jumlah tunas. Jumlah akar dan panjang akar tertinggi diperoleh dari media VW dengan penambahan ubi jalar 150g/l. Tinggi eksplan dan jumlah daun terbaik diperoleh dari media VW + kentang 200g/l. Sedangkan untuk rata-rata terendah dari parameter tinggi eksplan, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar pada media VW + kedelai 150g/l untuk 20 minggu setelah tanam (MST).

Zat pengatur tumbuh NAA berpengaruh terhadap parameter tinggi eksplan, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar, tidak berpengaruh terhadap jumlah tunas. Faktor zat pengatur tumbuh NAA berpengaruh nyata pada tingkat kwartik untuk semua parameter. Parameter tinggi serta jumlah daun konsentrasi NAA maksimum 0ppm, jumlah akar maksimum pada konsentrasi 2,1ppm sedangkan parameter jumlah tunas peningkatan NAA lebih dari 20ppm masih memungkinkan peningkatan jumlah tunas.

Peningkatan konsentrasi NAA mengakibatkan daya regenerasi tanaman menurun dan terhambat serta meningkatkan kematian untuk beberapa eksplan anggrek C. Pandurata. Terdapatnya zat-zat endogen/ auksin alami dalam eksplan yang mendorong eksplan untuk tetap mengalami pertumbuhan dan perkembangan.

Interaksi antara jenis persenyawaan organik kompleks berpengaruh nyata terhadap semua parameter pertumbuhan baik tinggi plantlet, jumlah daun, jumlah tunas, jumlah akar dan panjang akar. Pemberian NAA berpengaruh nyata pada tingkat kwartik untuk semua media organik kecuali pada media VW + kedelai 150g/l berpengaruh nyata pada tingkat kuadratik. Pada parameter jumlah tunas, peningkatan NAA pada semua perlakuan media organik, konsentrasi NAA lebih dari 20 ppm dapat meningkatkan jumlah tunas.

Peranan zat tumbuh selain sebagai perangsang dapat pula berlaku sebagai penghambat, semuanya itu tergantung dari konsentrasi zat tersebut. Dengan meningkatnya konsentrasi NAA dalam media menyebabkan persentase kematian eksplan yang tinggi. Pada minggu ke-20 eksplan yang hidup untuk perlakuan NAA 0ppm 95.8%, NAA 5ppm 81.5%, NAA 10ppm 61.5%, NAA 15ppm 27.7% dan NAA 20ppm sebesar 14.5%.

NAA dengan konsentrasi rendah 0ppm (kontrol) dan 5ppm menghasilkan warna daun eksplan hijau tua. Meningkatnya konsentrasi NAA mengakibatkan warna daun kuning bahkan beberapa eksplan berwarna coklat dan mengalami kematian yang disebabkan oleh menurunnya jumlah klorofil dan rusaknya klorofil.

Plantlet yang memiliki persentase hidup yang tinggi setelah 4minggu aklimatisasi yaitu plantlet yang berasal dari eksplan yang diberi penambahan ekstrak ubi jalar 150g/l dengan konsentrasi NAA 0ppm, 5ppm dan 10ppm sebesar 100%.

Media Vacin dan Went dengan penambahan ekstrak ubi jalar 150g/l dengan NAA 0ppm merupakan media yang terbaik untuk pertumbuhan optimal semai Coelogyne pandurata hasil kultur in vitro.